Pengakuan Cawe-Cawe Jokowi dalam Politik Pilpres 2024
June 6, 2023 2:20:00 pm, Produced By: Hadi Prayogo
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa dirinya ikut serta “cawe-cawe” dalam urusan politik menjelang Pemilihan Presiden 2024. Pernyataan yang cukup mengejutkan ini disampaikan pada pertemuan dengan para pemimpin redaksi dan content creator. Ternyata, pengakuan ini dapat menimbulkan dampak yang cukup signifikan pada arena politik Indonesia.
Pernyataan ini mengindikasikan perlunya kita mengevaluasi bagaimana politik dalam konteks Pemilihan Presiden 2024 akan dilihat oleh publik. Apakah calon presiden akan kembali terjebak dalam kultur pencitraan untuk memenangkan dukungan orang-orang tertentu? Atau apakah kita berharap pada suatu wacana yang berlandaskan ide dan cita-cita?
Cawe-cawe dalam politik Pemilihan Presiden terkadang menjadi praktik yang sering digunakan oleh para politisi. Mereka akan berupaya melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk melakukan lobi-lobi kepada calon pemilih untuk memenangkan kepercayaan mereka. Namun, dalam akhirnya cawe-cawe hanya akan menjadi jalan pintas untuk menarik perhatian orang saja, yang poco-poco disukai dan menciptakan pandangan yang salah dalam proses pemilihan umum.
Menurut Dr. Daim Mujtaba, seorang pakar politik dan profesor di Universitas Gajah Mada, praktik cawe-cawe yang dilakukan oleh Jokowi pada Pemilu 2024 dapat memengaruhi citra Jokowi sebagai pemimpin yang tegas dan etis.
Fakta menunjukkan bahwa keberhasilan Presiden Jokowi dalam konteks politik didapatkan dari kemampuannya mengkonstruksi dirinya sebagai pemimpin yang kerja keras, tegas, dan menjunjung etika sebagai pegangan dalam bertindak. Dia memperhatikan masalah yang paling krusial di lingkup masyarakat dan berupaya memecahkan masalah-masalah tersebut.
Dalam pentas politik Pemilu 2024 nanti, cawe-cawe yang diterapkan oleh Jokowi seharusnya tidak dijadikan sebagai pola untuk mencari dukungan. Sebaliknya, harus diperhatikan bahwa rakyat membutuhkan para pemimpin yang punya gagasan dan ide yang inovatif serta tanggung jawab penuh atas janji-janji mereka di masa lalu.
Terlepas dari pengakuan Jokowi, rakyat seharusnya tidak tergoda oleh praktik cawe-cawe dalam politik Pemilihan Presiden 2024. Sebagai arus masyarakat, kita juga harus kritis dalam memilih dan mempertimbangkan kualitas diri serta kebijakan yang diusulkan oleh calon presiden. Mempertahankan dan memperbaiki sistem demokrasi Indonesia tidak boleh dilakukan hanya dengan tujuan mencari popularitas, melainkan sebagai upaya untuk mempertahankan kedaulatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Wacana politik Pemilu 2024 harus menciptakan sebuah kultur politik yang dibangun di atas ide dan cita-cita. Memilih hanya berdasarkan praktik cawe-cawe seperti yang secara jujur diakui oleh Jokowi, hanya akan merugikan rakyat Indonesia sekalipun yang memang diperjuangkan oleh dirinya sudah benar. Oleh sebab itu, rakyat Indonesia diharapkan untuk sadar dan kritis dalam menentukan calon presiden di masa depan serta menghindari praktik cawe-cawe dalam pencitraan politik yang tidak meyakinkan.