Memahami Rendahnya Minat Publik dalam Pemilihan Anggota Legislatif
July 12, 2023 2:20:00 pm, Produced By: Hadi Prayogo
Pemilihan umum untuk anggota legislatif, atau pileg, sering kali tidak mendapatkan perhatian yang sebanding dengan pemilihan presiden. Meskipun kedua pemilihan tersebut penting bagi proses demokrasi di Indonesia, prestise dan popularitas pilpres sering mengungguli pileg dalam perbincangan publik.
Berdasarkan survei oleh Indikator Politik Indonesia, 85% responden lebih tertarik pada pemilihan presiden daripada pemilihan anggota legislatif. Data partisipasi pemilih dalam pileg menunjukkan tingkat partisipasi yang lebih rendah daripada pileg saat ini.
Penyebab Rendahnya Minat Publik dalam Pileg
Kampanye dan aktivitas pileg yang terjadi secara serentak dengan pilpres, pemilihan serentak justru mengakibatkan perhatian publik dialihkan dari pileg sehingga masyarakat lebih fokus pada pilpres. Pemilihan presiden sering dilihat sebagai momen penting dalam menentukan kepemimpinan nasional dan kebijakan-kebijakan strategis. Padahal, anggota legislatif memiliki peran krusial dalam membentuk undang-undang dan mengawasi kebijakan pemerintah. Namun, fokus publik terpaku pada kepemimpinan tingkat nasional mengabaikan pentingnya mendukung partai dan calon legislatif yang memiliki visi dan program yang sesuai.
Selain perhatian publik didominasi oleh pilres, ketidakpercayaan terhadap partai politik (parpor) juga merupakan hambatan besar dalam membangun minat publik dalam pileg. Skandal politik, korupsi, dan kelemahan dalam kepemimpinan partai telah mempengaruhi citra dan reputasi partai-partai politik di Indonesia. Salah satu contohnya operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap mantan anggota DPR RI Hasan Aminuddin serta juga terhadap puluhan legislator selama beberapa tahun terakhir ini cukuplah memberikan gambaran bagaimana kondisi parlemen kita hari ini di mana masih dilingkupi oleh perilaku korup para anggota. Akibatnya, banyak pemilih merasa skeptis terhadap peran anggota legislatif dan tidak tertarik untuk terlibat dalam pileg.
Kalau melihat dari segi pendidikan masyarakat. Minimnya pengetahuan dan pemahaman publik tentang sistem politik dan peran dari anggota legislatif juga menjadi faktor penting dalam rendahnya minat publik dalam pileg. Pendidikan politik yang kurang memberi ruang untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang proses politik, peran legislator, dan pentingnya kehadiran dan partisipasi dalam pemilihan anggota legislatif.
Mengatasi Rendahnya Minat Publik terhadap Pileg
Terhadap masalah yang digambarkan diatas, berikut adalah sejumah strategis untuk mengatasi rendahnya minat publik dalam pileg.
Pertama, peningkatan pendidikan politik di sekolah dan masyarakat secara umum dapat membantu meningkatkan pemahaman publik tentang sistem politik dan peran anggota legislatif. Ini akan membantu mengatasi kekurangan pengetahuan dan kesalahpahaman yang menyebabkan rendahnya minat publik dalam pileg.
Kedua, partai politik harus berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas mereka. Partai politik perlu ditingkatkan kapasitas, kualitas, dan kinerjanya agar dapat mewujudkan aspirasi dan kehendak rakyat dan meningkatkan kualitas demokrasi.
Ketiga, media harus meningkatkan perhatian publik terhadap pileg. Media massa memiliki peran penting dalam meningkatkan perhatian publik terhadap pileg. Melalui pemberitaan dan liputan yang seimbang dan mendalam tentang partai politik dan calon legislatif, media dapat membangun minat publik dan menggeser perhatian dari pilpres ke pileg.
Rendahnya minat publik dalam pileg merupakan tantangan yang perlu diatasi dalam proses demokrasi Indonesia. Dengan meningkatkan pemahaman publik tentang sistem politik, meningkatkan transparansi partai politik, dan peran media yang lebih aktif, bisa diharapkan minat publik dalam pileg akan meningkat. Pergeseran perhatian dari pilpres ke pileg akan membawa penekanan yang lebih seimbang pada kedua proses pemilihan tersebut, yang pada akhirnya akan menguatkan demokrasi Indonesia secara keseluruhan.