Mahfud Resmi Mengundurkan Diri dari Menko Polhukum

Mahfud Resmi Mengundurkan Diri dari Menko Polhukum

February 2, 2024 9:17:00 am, Produced By: Hadi Prayogo

Pilpres 2024 Konflik Kepentingan Mahfud Menko Polhukum

Dalam pertarungan Pilpres 2024, Mahfud, calon wakil presiden (Cawapres) yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukum) resmi mengundurkan diri dari jabatan Menteri setelah memberikan surat permohonan pengunduran diri kepada Presiden Joko Widodo yang didampingi Menteri Sekretariat Negara Pratikno di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Keputusan Mahfud untuk mengundurkan diri dari jabatan Menteri adalah strategi untuk menghilangkan kendala dalam persaingan Pilpres, dan juga adalah sebuah langkah penting dalam menjaga integritas dan adilnya proses pemilihan pada Pilpres 2024 Mendatang.

Menurut Mahfud, pengunduran dirinya itu demi menghindari konflik kepentingan di Pilpres 2024.

Dengan menghindari potensi konflik kepentingan antara posisi dan keterlibatannya dalam kampanye sebagai Cawapres, Mahfud menunjukkan komitmen kuat terhadap etika kepemimpinan dan integritas pemerintahan. Keputusan ini merupakan bukti dari kesadaran akan pentingnya transparansi dan menjaga kepercayaan publik dalam proses politik.

Saat bertemu dengan relawan pada 23 Januari, Mahfud mengatakan akan mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko Polhukum pada waktu yang tepat. Dia juga menegaskan tidak pernah menggunakan fasilitas negara dan kewenangan sebagai Menko Polhukum untuk kampanye. Namun, belakangan dia lihat kandidat lain yang juga duduk di pemerintahan justru menyalahgunakan fasilitas dan kewenangannya. Oleh karena itu, dia memutuskan akan segera mundur dari kabinet untuk memberikan contoh.

Ganjar, mantan gubernur Jawa Tengah juga mendukung keputusan Mahfud ini, dan Ganjar menyampaikan harapannya agar para kandidat secara sukarela mundur dari jabatan mereka dan berkompetisi secara adil.

Salah satu faktor utama dari rendahnya dukungan terhadap nomor urut 3 Ganjar-Mahfud adalah kurangnya pelabelan. Nomor urut 2 Prabowo-Gibran memulai dengan spanduk yang jelas tentang kelanjutan kebijakan Jokowi. Sedangkan nomor urut 1 Anies-Muhamin juga mengusung slogan reformasi.

Dengan pengunduran diri Mahfud yang mengurangi hambatan pada posisinya, kurang tahu apakah Ganjar-Mahfud akan membalikkan keadaan dan melampaui Anies-Muhamin berada di perangkat kedua.