Mengatasi Ancaman Ketergantungan Impor Pangan: Menuju Kemandirian Pangan Indonesia
December 5, 2024 8:30:00 am, Produced By: Budi Wahayu
Ketergantungan Indonesia pada impor pangan menjadi sebuah ancaman besar bagi kemandirian pangan negara ini. Meskipun impor pangan dapat menjadi solusi sementara untuk memenuhi kebutuhan pangan, terlalu banyak bergantung pada impor dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada ketahanan pangan dan kedaulatan pangan negara.
Berdasarkan data BPS, Indonesia tercatat telah mengimpor beras sebanyak 3,48 juta ton hingga Oktober 2024.
Negara-negara yang menjadi sumber impor beras Indonesia adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Kamboja. Proyeksi impor beras Indonesia pada tahun 2024 mencapai 5,17 juta ton, yang berpotensi menjadi rekor impor beras terbesar. Itu belum termasuk komoditas pangan impor lainnya seperti gandum, jagung, dan gula.
Kemandirian pangan menjadi sangat penting dalam menjamin keberlanjutan dan keberagaman pasokan pangan nasional. Untuk itu, pemerintah Indonesia mengambil tiga program utama, yakni optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan penanaman padi gogo.
Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian, Prof. Fadjry Djufry mengatakan bahwa program pertama dari Kementerian Pertanian adalah optimalisasi lahan rawa. Pemerintah menargetkan sekitar 400.000 hektar lahan rawa untuk dioptimalkan melalui perbaikan irigasi dan saluran air.
Langkah perbaikan irigasi juga mencakup wilayah-wilayah sentra utama seperti Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
“Dengan perbaikan infrastruktur irigasi, diharapkan produktivitas lahan rawa dapat meningkat secara signifikan, sehingga mampu menyokong kebutuhan pangan nasional di tengah tantangan perubahan iklim,” tutur dia.
Fadjry melanjutkan, langkah kedua, yakni pompanisasi, yang berfokus pada optimalisasi lahan kering tapi masih memiliki sumber air bawah tanah. Target pemerintah pada program ini dengan memanfaatkan satu juta hektar lahan kering, dengan sasaran utama wilayah Jawa yang mencakup 500.000 hektar.
Melalui program ini, diharapkan lahan kering dapat diubah menjadi lahan produktif dengan bantuan teknologi pompanisasi untuk irigasi. Hal ini akan meningkatkan luas tanam dan produksi pangan secara keseluruhan
Sementara program ketiga, yaitu penanaman padi gogo di sela-sela tanaman perkebunan. Inisiatif ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan dan meningkatkan produksi padi secara keseluruhan.
Dengan menanam padi gogo di antara tanaman perkebunan, luas tanam padi diharapkan bertambah, sehingga dapat menutup kekurangan produksi akibat cuaca ekstrem dan perubahan iklim.
Dengan demikian, mencapai kemandirian pangan bukan hanya sekadar upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam membangun ketahanan, kedaulatan, dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia. Melalui kebijakan yang mendukung pertanian lokal, diversifikasi pangan, dan pemberdayaan petani, Indonesia dapat bertumbuh sebagai negara yang mandiri secara pangan dan berkontribusi pada keberlanjutan sistem pangan global.